Author name: Admin

SEMINAR NASIONAL : PELUANG DAN TANTANGAN PENGOLAHAN KOPI DAN CACAO DI ERA MODERN

Dalam rangka memeriahkan rangkaian acara Dies Natalis Prodi Teknologi Pangan yang ke-2, sebuah seminar nasional menjadi puncak acara yang meriah dan penuh makna. Acara ini diikuti oleh para mahasiswa teknologi pangan ITTP dan terbuka untuk umum. Mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Pengolahan Kopi dan Cacao di Era Modern”, seminar ini menghadirkan narasumber ternama, yaitu Pak Noor Ariefandi Febrianto, Ph.D. seorang peneliti pasca panen dari Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia (Puslitkoka). Pak Noor Ariefandi Febrianto, Ph.D. merupakan seorang pakar teknologi pascapanen yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun. Dedikasi beliau di bidang ini dibuktikan dengan keahliannya dalam penerbitan laporan penelitian dan jurnal ilmiah, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris di jurnal Q1 dan Q2 ternama. Beliau menempuh pendidikan Ph.D in Food Science di University of Auckland. Sejak 2013 hingga sekarang Pak Noor Ariefandi Febrianto, Ph.D bekerja di PT Riset Perkebunan Nusartara sebagai Post-harvest researcher dan Rivewer di berbagai jurnal Q1 dan Q2 Dengan keahlianmya yang luas, dalam seminar tersebut beliau membagikan wawasannya seperti sejarah kopi dan kakao didunia, proses pengolahan kopi dan kakao yang masih belum banyak orang ketahui hingga berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi industri kopi dan kakao di era modern. Antusiasme peserta seminar sangat tinggi, terbukti dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi yang terjalin. Lebih dari sekadar menambah pengetahuan, seminar ini menjadi titik awal yang membangkitkan semangat dan optimisme baru bagi para calon inovator di bidang teknologi pangan. Seminar ini membangkitkan semangat kewirausahaan dan tekad untuk terus belajar dan berinovasi di tengah berbagai tantangan yang dihadapi industri kopi dan kakao di Indonesia. Para mahasiswa teknologi pangan kini memiliki bekal ilmu, membuka peluang baru, dan inspirasi untuk menjadi pelopor kemajuan industri kopi dan kakao.

SEMINAR NASIONAL : PELUANG DAN TANTANGAN PENGOLAHAN KOPI DAN CACAO DI ERA MODERN Read More »

LEBIH DEKAT DENGAN KEFIR

Kefir merupakan minuman fermentasi yang berasal dari pegunungan Kaukasus di Rusia, dimana minuman ini telah dinikmati selama berabad-abad. Kata “kefir” sendiri berasal dari bahasa Turki “keif” yang berarti “perasaan senang”, mencerminkan efek positif yang dirasakan oleh para pengkonsumsinya. Popularitas kefir tidak hanya terbatas di Kaukasus. Di negara-negara seperti Rusia, Hungaria, dan Polandia, kefir telah menjadi minuman yang sangat populer dan telah dikonsumsi sejak ribuan tahun yang lalu. Di Indonesia, kefir mulai dikenal dan digemari dalam beberapa tahun terakhir karena manfaatnya bagi kesehatan. Kefir merupakan minuman fermentasi yang kaya manfaat dan dapat dibuat dari berbagai jenis susu, termasuk susu kambing. Susu kambing memiliki kandungan gizi yang lengkap, namun aromanya yang khas (goaty flavour) seringkali menjadi alasan orang enggan mengkonsumsinya. Pengolahan susu menjadi kefir merupakan solusi untuk meningkatkan nilai nutrisi dan menghilangkan aroma prengus tersebut. Proses fermentasi menghasilkan probiotik, vitamin, mineral, dan asam amino yang bermanfaat bagi kesehatan. Jika yoghurt hanya menggunakan bakteri dalam proses fermentasinya, berbeda dengan kefir Dimana proses fermentasinya mengunakan grain atau biji kefir yang mengandung ragi, zat polisakarida, dan bakteri asam laktat. Proses fermentasi dilakukan selama 24 jam pada suhu 30oC sehingga menghasilkan minuman yang kaya akan probiotik, vitamin, mineral, dan asam amino. Probiotik dalam kefir membantu menjaga kesehatan pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan melawan berbagai penyakit. Kefir memiliki rasa sedikit asam dengan kekentalan yang lebih rendah dari yoghurt. Berikut beberapa manfaat kefir: Meningkatkan kesehatan pencernaan: Probiotik dalam kefir membantu menyeimbangkan mikroflora usus, meningkatkan pencernaan, dan meredakan masalah pencernaan seperti sembelit, diare, dan perut kembung. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh: Kefir membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan melawan bakteri dan virus berbahaya. Mencegah osteoporosis: Kefir kaya akan kalsium dan vitamin K, yang penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Membantu menurunkan berat badan: Kefir dapat membantu menurunkan berat badan karena rendah kalori dan lemak, dan kaya akan protein yang membantu Anda merasa kenyang lebih lama. Meningkatkan kesehatan kulit: Kefir membantu meningkatkan kesehatan kulit dengan melawan jerawat dan eczema. Referensi: Kinteki G.A, Rizqiati H, dan Hintono A,. 2019. Pengaruh Lama Fermentasi Kefir Susu Kambing Terhadap Mutu Hedonik, Total Bakteri Asam Laktat (BAL), Total Khamir, dan pH. Jurnal Teknologi Pangan. 3(1):42-50

LEBIH DEKAT DENGAN KEFIR Read More »

SINGKONG MENGANDUNG SIANIDA, APAKAH BERBAHAYA?

Ubi kayu atau singkong dengan nama latin Manihot escullenta merupakan tanaman yang mengandung kadar karbohidrat tinggi. Selain mengandung karbohidrat tinggi singkong juga memiliki 161 kalori, air sekitar 60%, pati 25-30%, protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Meskipun memiliki kandungan karbohidrat dan gizi yang berguna bagi tubuh, singkong juga mengandung senyawa glukosida sianogenik yang bersifat toksik dan dapat membentuk asam sianida. Kadar sianida dapat menyebabkan keracunan bahkan kematian apabila kadarnya berkisar 50-100 mg dan apabila dikonsumsi terus menerus akan memicu timbulnya masalah kesehatan, seperti neuropati dan kretinisme. Kadar sianida pada singkong bervariasi sekitar 70 mg-400 mg/kg. Kadar tersebut dikatakan tinggi dan perlu proses pengolahan yang benar agar kandungan sianidanya berkurang. Sianida dapat diturunkan atau dikurangi kadarnya dengan cara pencucian atau perendaman. Cara tersebut dapat menyebabkan sianida larut dan ikut terbuang dengan air karena sianida memiliki sifat mudah larut dan menguap. Penambahan NaCl pada proses perendaman singkong dapat mengurangi kadar sianida lebih banyak dibandingkan dengan perendaman yang hanya menggunakan air. NaCl memiliki kemampuan mengikat molekul CN dengan natrium klorida yang membuat kadar asam sianida pada singkong ikut terbuang bersama dengan air rendaman, sehingga dapat dinyatakan bahwa larutan NaCl lebih efektif menarik keluarnya asam sianida pada singkong. Selain direndam, mengurangi kadar sianida dapat dilakukan dengan diiris kemudian dilakukan perebusan. Proses perebusan tersebut dapat mengurangi kadar sianida hingga 50%. Referensi: N., A. & Apriantari, A., 2021. Uji Kadar Asam Sianida Pada Ubi Kayu Dengan Perendaman NaCl dan NaHCO3 Metode Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, XVIII(2), pp. 138-145.

SINGKONG MENGANDUNG SIANIDA, APAKAH BERBAHAYA? Read More »

MENGENAL MARBLING PADA DAGING SAPI

Daging sapi merupakan sumber protein hewani yang sering dikonsumsi masyarakat. Masyarakat sering melihat visual daging sebagai parameter penentu kualitas daging. Untuk menentukan kualitas daging dapat dinilai dari empat ciri utama seperti luasan lemak seperti berapa banyak bagian lemak yang terkandung pada setiap daging sapi (marbling score), warna daging, warna lemak dan kerapatan daging. Parameter yang sering digunakan dalam menentukan kualitas daging adalah skor marbling atau bisa disebut luasan lemak pada daging sapi. Marbling merupakan sebuah istilah untuk lemak yang terdapat dalam otot daging yang terlihat berwarna putih dan biasanya menyebar pada potongan daging. Marbling pada daging terdapat 3 level yaitu: 1. Marbling halus, adalah Otot tanpa lemak memiliki frekuensi tinggi kurus bahkan gemuk. Bintik-bintik halus ini meleleh saat daging dimasak, menambahkan rasa krim yang enak. Biasanya terdapat pada sapi kobe dan wagyu 2. Marbling sederhana, adalah marbling dengan lemak yang semakin tidak merata 3. Marbling kasar, adalah marbling yang memiliki banyak lemak intramuskular yang tidak merata Marbling memiliki pengaruh pada kualitas daging terutama pada kelembutan (tenderness), kebasahan (juiciness), dan rasa yang khas pada daging. Hal itu dikarenakan saat daging sapi dimasak, lemak intramuskular akan meleleh dan memberikan kelembutan pada daging. Marbling pada sapi dipengaruhi oleh faktor keturunan, jenis sapi seperti angus, kobe, dan wagyu yang memiliki kategori sapi berkualitas tinggi dan tingkat marbling tinggi. daging dari jenis sapi tersebut dikatakan memiliki marbling yang bagus karena rasa dagingnya yang lebih enak serta sensasi sensori yang lebih juicy ketika berada di mulut. Usia sapi juga merupakan faktor marbling karena sapi muda cenderung menghasilkan lebih banyak lemak intramuskular dan kualitas marblingnya lebih baik dari sapi yang memiliki usia lebih tua. Pakan yang diberikan pada sapi juga mempengaruhi tingkat marbling. Referensi : Al-Jabbar, H. M., Fitriyah, H. & Maulana, R., 2021. Sistem Klasifikasi Kesegaran Daging Sapi berdasarkan Citra menggunakan Metode Naïve Bayes berbasis Raspberry Pi. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, V(4), pp. 1646-1653.

MENGENAL MARBLING PADA DAGING SAPI Read More »

REAKSI MAILLARD, APA PENYEBABNYA?

Reaksi maillard adalah reaksi antara gula pereduksi dengan asam amino dengan adanya pemanasan. Reaksi maillard dapat digolongkan sebagai reaksi pencoklatan non-enzimatik. Suhu optimal untuk reaksi ini berkisar antara 140oC hingga 165oC. Reaksi maillard berkaitan dengan pembentukan citarasa dan warna pada olahan-olahan bahan pangan. Reaksi maillard menghasilkan beberapa senyawa berupa oksigen heterosiklik, nitrogen heterosiklik bersulfur, dan nitrogen heterosiklik. Pembentukan senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh gula pereduksi, jenis asam amino, rasio antara gula pereduksi dengan asam amino, suhu, pH, kadar air, dan aktivitas air. Apabila terjadi peningkatan suhu maka laju reaksi maillard juga akan meningkat. Contoh reaksi maillard adalah terbentuknya warna coklat pada roti panggang karena oksidasi lipida dan interaksi antara asam amino dengan produk oksidasi lipida. Akumulasi pigmen berwarna coklat merupakan indikasi yang menunjukkan terjadinya reaksi maillard pada makanan yang mengandung protein dan karbohidrat. Contoh lainnya adalah pembetntukan caramel dari gula dan susu, perubahan warna pada daging yang dipanggang, dan perubahan warna selama pembuatan susu kental manis. Reaksi Maillard selain menyebabkan pencoklatan juga mempengaruhi flavor, tekstur, dan rasa dari makanan melalui protein cross linking, dan degradasi Strecker. Terdapat tiga tahapan dalam reaksi maillard, yaitu: Pembentukan glikosilamin Senyawa glikosilamin mengalami dehidrasi menjadi turunan furan, redukton, dan senyawa karbonil lainnya Perubahan furan dan karbonil menjadi senyawa citarasa dan warna Reaksi maillard memiliki beberapa dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Proses pemasakan pada suhu tinggi yang menghasilkan reaksi maillard dapat merusak beberapa zat gizi seperti protein dan vitamin karena protein dan vitamin mudah mengalami kerusakan pada suhu panas sehingga nilai gizinya menurun. Selain itu, makanan yang dibakar terdapat permukaan yang menghitam atau agak gosong yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena menimbulkan zat toksik yang bersifat karsinogenik. Zat toksik tersebut jika dikonsumsi akan memicu reaksi radikal bebas dan menyebabkan kanker. Referensi:Hustiany, R., 2016. Reaksi Maillard Pembentuk Citarasa dan Warna Pada Produk Pangan. 1st ed. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.

REAKSI MAILLARD, APA PENYEBABNYA? Read More »

PROSES PASTEURISASI PADA SUSU

Susu merupakan salah satu protein hewani yang bernilai gizi tinggi, kandungan dan komposisi gizinya hampir sempurna. Susu memiliki tingkat peminat yang tinggi terutama bagi bayi. Namun, susu memiliki kekurangan yaitu mudah rusak. Kandungan yang terdapat dalam susu sangat disukai oleh mikroorganisme terutama mikroorganisme pembusuk sehingga mudah basi. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan susu adalah dengan perlakuan pemanasan sedang atau pasteurisasi. Pasteurisasi adalah cara memperpanjang umur simpan susu melalui pemanasan pada suhu tertentu dibawah titik didih susu dan hasil produk olahannya masih mempunyai bentuk dan rasa seperti susu segar. Keberhasilan memperpanjang umur simpan susu yang telah dipasteuriasi akan berhasil apabila susu pasteurisasi tersebut disimpan pada suhu dibawah 10˚C. Tujuan pasteurisasi selain untuk memperpanjang umur simpan adalah untuk membunuh bakteri patogen dan non patogen serta meningkatkan mutu susu. Selain itu, proses pasteurisasi dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit akibat bakteri jahat. Proses pasteurisasi terhadap susu dengan perlakuan pemanasan sedang, dapat membunuh sebagian bakteri yang ada di dalamnya. Proses pasteurisasi susu bermanfaat secara ekonomis bagi peternak sapi perah, antara lain: harga ekonomis susu pasteurisasi lebih tinggi daripada susu tanpa pasteurisasi dan daya tahan susu yang lama memungkinkan susu disimpan (tidak perlu dibuang apabila susu tidak dikonsumsi). Terdapat 3 macam pasteurisasi yaitu: Low Temperature Long Time, pemanasan dilakukan pada suhu 62-65 ˚C selama 30 menit-1 jam High Temperature Short Time, pemanasan dilakukan dengan suhu 85-95 ˚C selama 1-2 menit Ultra High Temperature, pemanasan dilakukan pada suhu 135-145 ˚C selama ± 5 detik dan langsung dilakukan proses pendinginan Referensi:Triwidyastuti, Y., Nizar, M., H. & Jusak, J., 2019. Pengendali Suhu Pada Proses Pasteurisasi Susu Dengan Menggunakan Metode Pid dan Metode Fuzzy Sugeno. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, VI(4), pp. 355-362.

PROSES PASTEURISASI PADA SUSU Read More »

APA ITU HIGH HYDROSTATIC PRESSURE (HHP)?

High Hydrostatic Pressure (HHP) merupakan teknologi untuk pengawetan dan sterilisasi produk pangan secara non-thermal yang relatif baru, produk pangan yang sudah dikemas dalam kemasan yang fleksibel dan kedap air diproses dibawah tekanan hidrostatik tinggi yang disalurkan oleh air sehingga menghilangkan beberapa mikroorganisme. High Hydrostatic Pressure (HHP) memiliki 2 prinsip kerja yaitu, isobar dan pascal. Isobar adalah prinsip kerja HHP menggunakan proses termodinamika dimana ketika suhu dan volume berbeda, tekanan akan tetap. Sedangankan pascal adalah prinsip kerja yang memiliki keterkaitan antara tekanan oleh zat cair dalam ruangan tertutup, kenaikan tekanan pada permukaan fluida harus diteruskan ke segala arah fluida arah tersebut. Penggunaan HHP ini memiliki beberapa tujuan, seperti: memperpanjang umur simpan, mempertahankan sifat sensorik, mempertahankan atau meningkatkan zat gizi, dan meningkatkan keamanan produk pangan. Penggunaan High Hydrostatic Pressure (HHP) memiliki keuntungan sebagai berikut: 1. Tidak meninggalkan residu 2. Aman untuk pekerja 3. Menggunakan energi yang sangat rendah 4. Dapat diterima oleh konsumen dan pengecer 5. Tidak menghasilkan senyawa kimia baru Produk pangan yang sudah dikemas, diletakkan dalam bejana bertekanan khusus, ditutup dan diisi dengan air. Sebuah pompa yang dihubungkan ke dalam bejana memberi tekanan pada air yaitu tekanan hidrostatik. Tekanan tersebut kemudian disalurkan ke produk pangan melalui air. Tekanan isostatik yang diterapkan pada produk pangan ditransfer dengan cepat dan didistribusikan secara merata. Perlakuan HHP tidak ditentukan oleh bentuk atau luasnya produk pangan tersebut karena tekanannya seragam, maka bentuknya tidak terpengaruh dan tidak ada hasil pecah yang jelas pada kemasan produk pangan. Tekanan dilakukan beberapa detik hingga 20 menit. Setelah wakktu interval yang ditetapkan selesai, tekanan akan dikurangi dan makanan dapat dikeluarkan. Karena menggunakan tekanan tinggi, maka tidak semua jenis produk pangan dapat dilakukan HHP. Pada makanan yang padat namun terdapat udara seperti roti tidak dpat dilakukan HHP. Begitu juga pada produk yang dikemas menggunakan kemasan kaku dan tidak fleksibel seperti makanan kaleng. Selain itu, pada produk pangan yang memiliki kadar air rendah juga tidak dapat dilakukan HHP seperti bumbu dan buah-buahan kering. Produk pangan yang dapat dilakukan High Hydrostatic Pressure (HHP) yaitu: 1. Keju 2. Makanan Laut 3. Produk yang diasinkan 4. Saus 5. Selai 6. Makanan cair dalam kemasan fleksibel 7. Produk susu 8. Jus-jus buah Referensi : Meloni, D., 2019. Review High-Hydrostatic-Pressure (HHP) Processing Technology as a Novel Control Method for Listeria monocytogenes Occurrence in Mediterranean-Style Dry-Fermented Sausages. Foods, VIII(12), pp. 1-20.

APA ITU HIGH HYDROSTATIC PRESSURE (HHP)? Read More »

METODE PENGAWETAN BAHAN PANGAN, IRADIASI

Iradiasi pada bahan pangan merupakan suatu metode penyinaran menggunakan zat radioaktif ataupun akselerator. Iradiasi dilakukan untuk mencegah pembusukan, kerusakan pada bahan pangan, dan membunuh patogen. Proses tersebut dilakukan dengan mengenai bahan pangan dengan sumber iradiasi yang menyebabkan terjadinya eksitasi dan ionisasi sehingga menghambat sintesis DNA makhluk hidup. Iradiasi, aman bagi bahan pangan karena telah disetujui oleh ± 50 negara di dunia dan sudah diterapakan secara komersial di USA, Jepang, dan beberapa negara Eropa dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, proses iradiasi mampu menjaga nutrisi, kesegaran, dan sifat sensori bahan pangan karena iradiasi tidak menerapkan suhu tinggi sehingga kualitas produk bisa dipertahankan. Teknologi iradiasi bahan pangan merupakan green technology yaitu tidak menggunakan bahan kimia dan penggunaanya tidak menghasilkan polusi. Teknologi iradiasi dapat dapat diterapkan secara berkelanjutan dalam dunia pangan yang sejalan dengan tantangan peningkatan jumlah populasi manusia dan terbatasnya lahan pertanian serta isu globalisasi dan perdagangan internasional yang membutuhkan keamanan dan ketahanan pangan yang baik. Adapun sumber radiasi yang digunakan selama proses pengawetan bahan pangan seperti Cs-137 dan Co-60 yang dapat menghasilkan sinar gamma, mesin berkas elektron dan mesin generator sinar-X. Residu zat radioaktif tidak terjadi pada bahan pangan yang diiradiasi, karena selama proses berlangsung sumber radiasi terkungkung rapat di dalam kapsul yang berlapis sehingga tidak terjadi kontak langsung antara bahan pangan yang diiradiasi dengan sumber radiasi. Referensi : Asiah, N., Kusaumantara, K. N. & Annisa, A. N., 2019. Iradiasi Bahan Pangan: Antara Peluang dan Tantangan untuk Optimalisasi Aplikasinya. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, XV(1), pp. 25-36. Santosa, S., Khotimah, K., Yasmine, H. & S., 2020. Konsep Penerapan SNI 8352:2017 Proses Radiasi-Pangan Siap Saji Dosis Tinggi (10 Kgy < Dosis ≤ 65 kGy) Untuk Produk Pangan Olahan Siap Saji Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tangerang Selatan, Prosiding PPIS.

METODE PENGAWETAN BAHAN PANGAN, IRADIASI Read More »

BERAS ANALOG

Keterbatasan lahan untuk menanam padi menjadi hambatan utama, mengakibatkan penurunan produksi beras sementara permintaan terus meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat permintaan beras mencapai 30 juta ton dengan pertumbuhan 1,71% per tahun. Sementara itu, luas total sawah mengalami penurunan karena pembangunan infrastruktur, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di perdesaan. Dari permasalahan tersebut, penting dilakukan diversifikasi pangan. Salah satu hasil diversifikasi pangan yaitu beras analog. Beras analog merupakan produk hasil pengolahan yang berbentuk seperti butiran beras, dan dapat diproduksi menggunakan tepung non-beras sebagai bahan utamanya, dengan menerapkan teknologi ekstrusi. Teknologi ekstrusi adalah suatu proses di mana bahan-bahan dicampur di bawah pengaruh kondisi operasi campuran dan dipanaskan dengan suhu tinggi. Penggunaan beras analog sebagai produk diversifikasi pangan bisa menjadi alternatif konsumsi sebagaimana nasi dari beras padi. Memanfaatkan bahan lokal sebagai sumber karbohidrat dapat menghasilkan beras analog dengan nilai gizi yang lebih baik, tidak kalah dengan beras konvensional. Keunggulan beras analog : 1. Kandungan gizi yang lebih lengkap 2. Indeks glikemik yang rendah 3. Tekstur dan aroma yang menarik 4. Kadar lemak yang rendah 5. Kandungan serta yang tinggi 6. Praktis dalam memasak 7. Penggunaan air yang sedikit 8. Modifikasi gizi sesuai kebutuhan 9. Produksi massal dengan kearifan lokal 10. Reduksi impor beras Beberapa contoh beras analog menggunakan : 1. Nasi Jagung: Nasi jagung terbuat dari jagung yang digiling hingga menyerupai nasi, memberikan variasi rasa dan juga manfaat kesehatan kandungan serat dan nutrisi jagung. 2. Nasi Umbi-umbian: Nasi analog dari umbi-umbian seperti singkong atau ubi jalar memiliki kandungan karbohidrat yang lebih rendah daripada nasi beras biasa. 3. Nasi Sorghum: Nasi sorghum terbuat dari biji-bijian sorghum yang tumbuh baik di beberapa wilayah Indonesia. Nasi sorgum memiliki keunggulan nutrisi tertentu setelah diolah menjadi nasi analog. 4. Nasi Ganyong: Nasi ganyong menyajikan nasi analog yasng dihasilkan dari olahan umbi ganyong dengan karakteristik yang menyerupai nasi. Referensi : Satrijo Saloko et al,. 2020. Inovasi Teknologi Beras Sehat Analog Fungsional Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal PEPADU. 1(2). PP.157-165

BERAS ANALOG Read More »

DAUN KELOR

SI PENCEGAH STUNTING Pemanfaatan daun kelor sebagai bahan pangan fungsional masih kurang dikenal oleh sebagian besar masyarakat. Sebelumnya, daun kelor lebih umum digunakan sebagai sayuran dalam berbagai masakan. Padahal, daun kelor memiliki kandungan nutrisi yang sangat kaya, termasuk kalsium, zat besi, protein, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Ketidak cukupan gizi seringkali menjadi penyebab stunting, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Dengan mengintegrasikan daun kelor ke dalam pola makan sehari-hari, terutama pada kelompok usia anak-anak, dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal. Pemberian daun kelor sebagai suplemen gizi dapat menjadi asyara proaktif dalam mengatasi masalah stunting dan meningkatkan asyaraka anak-anak. Beberapa negara seperti Afrika dan Asia telah lama memanfaatkan daun kelor sebagai suplemen gizi yang sangat bermanfaat, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak dalam masa pertumbuhan. Kesadaran akan manfaat nutrisi dari daun kelor semakin berkembang, dan semakin banyak pihak yang mulai menggali potensi penuh daun kelor sebagai bahan pangan fungsional untuk meningkatkan asupan gizi dalam asyarakat. Daun kelor dapat dijadikan olahan tinggi zat besi, seperti cookies daun kelor sebagai pangan fungsional pencegah stunting pada anak. Berikut langkah-langkah pembuatanya : 1. Siapkan mangkuk, lalu tuangkan margarin yang telah dilelehkan, kuning telur, dan gula halus. Aduk hingga rata. 2. Campurkan bahan lainnya, lalu aduk hingga adonan berwarna hijau dan dapat dibentuk 3. Timbang adonan cookies seberat 3-4 gram, kemudian cetak dengan menggunakan cookies cutter dan susun di atas loyang yang telah diolesi margarin. 4. Panggang adonan dalam oven dengan suhu 190°C selama 12 menit. 5. Angkat dan dinginkan sejenak. Cookies dapat dikreasikan sesuai selera dan siap disajikan. Referensi : R.Flora, et al. 2022. Pemanfaatan Tanaman Lokal Sebagai Pangan Fungsional Bagi Balita Stunting. Prosiding Seminar Nasional. 14(1). Pp.1-5

DAUN KELOR Read More »

Bridging Technology for Humanity
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp

WA

Email

Website Official

Website PMB

Negara

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp : 0281-641629

WA  : 0812-2831-9222

Email : [email protected]

Telp

Email

 

: 0281-641629

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University Purwokerto

Scroll to Top