TEMPOYAK : HASIL FERMENTASI SPONTAN
Apa itu fermentasi spontan? Fermentasi spontan adalah proses fermentasi yang terjadi secara alami tanpa ditambahkan mikroorganisme starter atau ragi. Mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi spontan berasal dari lingkungan atau bahan baku itu sendiri. Mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi spontan bisa beragam, tergantung pada jenis bahan baku dan lingkungan fermentasi. Karena tidak menggunakan starter khusus, fermentasi spontan sifatnya kurang terkendali dibandingkan fermentasi dengan starter. Tempoyak Tempoyak merupakan salah satu olahan tradisional yang berasal dari Sumatera dan Kalimantan. Tempoyak berbahan dasar durian yang telah melalui proses fermentasi, merupakan salah satu cara yang digunakan oleh masyarakat untuk memperpanjang umur simpan durian, sehingga dapat dinikmati diluar musim panen. Proses fermentasi tempoyak umumnya berlangsung selama 7 hari, diikuti dengan terjadinya perubahan tekstur durian dari padat menjadi semisolid dan menghasilkan aroma asam yang kuat. Pada prosesnya, fermentasi tempoyak disebabkan oleh aktivitas bakteri asam laktat (BAL). Proses fermentasi yang terjadi pada pembuatan tempoyak adalah fermentasi asam laktat. Karbohidrat dirombak menjadi glukosa kemudian BAL akan memfermentasikan glukosa sehingga menghasilkan asam laktat (produk utama), etanol, dan CO2 (produk sampingan). Proses fermentasi pada tempoyak merupakan proses fermentasi yang terjadi secara anaerob. Fermentasi secara anaerob tidak memungkinkan terjadinya keluar masuk uap air selama fermentasi sehingga kadar air tempoyak tetap terjaga. Tempoyak Aceh Tempoyak Aceh Selatan dibuat dengan memisahkan daging durian dari kulit dan bijinya. Daging durian tersebut kemudian dilumatkan dan dicampur dengan kunyit sebanyak 2% dan garam sebanyak 3%. Setelah dicampur, daging durian yang telah diproses tersebut kemudian ditimbang sebanyak 1 kilogram per wadah dan dimasukkan ke dalam stoples dengan ruang kepala sekitar 30%. Stoples kemudian ditutup rapat dan dibiarkan difermentasi pada suhu ruangan selama 7 hari. Selama proses fermentasi, tempoyak mengalami perubahan baik dari segi kimia maupun mikrobiologis. Kadar air dan asam laktat dalam tempoyak, yang disebut sebagai jruek drien mengalami peningkatan, sedangkan pH dan total gula tempoyak mengalami penurunan. Jumlah bakteri asam laktat mencapai puncak tertinggi pada hari ke 3 fermentasi, sementara khamir tidak ditemukan pada tahap akhir fermentasi. Tempoyak Kalimantan Tempoyak Kalimantan memiliki rasa yang terlalu asam, sehingga ditambahkan gula dalam proses pembuatannya. Penambahan gula ini tidak hanya memberikan rasa manis dan warna cerah, tetapi juga berperan sebagai substrat bagi pertumbuhan bakteri asam laktat. Bakteri ini mengubah gula menjadi alkohol dan CO2, sehingga mempercepat proses fermentasi. Penambahan gula dapat menurunkan kadar air tempoyak, tetapi tidak signifikan secara statistik karena gula memiliki sifat humektan yang mengikat air. Semakin banyak gula, semakin rendah aktivitas air (Aw) tempoyak. Konsentrasi gula yang tinggi menyebabkan air keluar dari bahan pangan melalui osmosis, membuat sebagian air tidak tersedia bagi mikroba dan mengurangi Aw bahan pangan Referensi : Erfisa W, Arpi N & Asmawati. 2022. Literature Review of Tempoyak Processed Product Manufacturing (Durian Fermentatiotn). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. Vol (7), No(1). Pp.420-428
TEMPOYAK : HASIL FERMENTASI SPONTAN Read More »