Author name: Admin

PENGENALAN HIMA TEKNOLOGI PANGAN KEPADA MAHASISWA BARU TEKNOLOGI PANGAN 2024

Minggu, 22 September 2024 menjadi momen spesial bagi mahasiswa baru Teknologi Pangan. Dalam rangkaian Ospek Gabungan, mereka diajak untuk menyelami dunia Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) lebih dalam. Acara pengenalan yang meriah ini dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus HMTP, mulai dari Badan Pengurus Harian hingga koordinator divisi, memberikan kesempatan bagi mahasiswa baru untuk bertanya dan berinteraksi langsung. Diawali dengan penjelasan rinci mengenai struktur organisasi HIMA, acara ini kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tugas masing-masing divisi secara interaktif. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, setiap divisi juga menampilkan hasil kerja mereka sebelumnya. Hal ini bertujuan agar mahasiswa baru dapat langsung memahami peran penting setiap divisi dalam HIMA. Sesi tanya jawab yang berlangsung setelahnya semakin memperkaya pemahaman mahasiswa baru. Mereka tidak hanya bertanya tentang mekanisme kerja HIMA, tetapi juga mengenai berbagai aspek kehidupan kampus yang ingin mereka ketahui. Sebagai penutup, acara diakhiri dengan sesi foto bersama yang penuh semangat, sekaligus menjadi momen bagi mahasiswa baru untuk saling mengenal lebih dekat.

PENGENALAN HIMA TEKNOLOGI PANGAN KEPADA MAHASISWA BARU TEKNOLOGI PANGAN 2024 Read More »

PENGENALAN PRODI TEKNOLOGI PANGAN KEPADA MAHASISWA BARU 2024

Purwokerto, 22 September 2024 – Program Studi Teknologi Pangan kembali menyambut para mahasiswa baru angkatan 2024 dengan hangat melalui acara pengenalan program studi dan sistematika pembelajaran yang digelar oleh PKKMB Fakultas. Acara ini isi langsung oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknologi Pangan, Ibu Nurul Latifasari, S.TP., M.Sc. Sebelum memasuki penjelasan mengenai visi, misi, dan sistematika pembelajaran, Ibu Nurul terlebih dahulu menggali pengetahuan awal mahasiswa baru mengenai “Apa itu Teknologi Pangan?”. Dalam sesi interaktif tersebut, beberapa mahasiswa baru memberikan jawaban yang mencerminkan beragam pemahaman dasar mereka tentang bidang ini. Melalui pertanyaan ini, Ibu Nurul tidak hanya ingin mengetahui sejauh mana pemahaman awal mahasiswa, tetapi juga membuka ruang diskusi untuk menjelaskan lebih dalam tentang esensi dari Teknologi Pangan. Setelah memberikan pengenalan umum tentang Program Studi Teknologi Pangan di Telkom University Purwokerto, Ibu Nurul juga menyampaikan visi dan misi program studi tersebut. Penjelasan ini bertujuan agar mahasiswa baru memahami arah dan tujuan pendidikan yang akan mereka jalani selama berada di program studi ini. Selain itu, mahasiswa baru juga mendapat gambaran menyeluruh mengenai kurikulum yang akan ditempuh selama 8 semester, termasuk penjelasan mengenai mata kuliah yang akan dipelajari dari tingkat satu hingga tingkat empat. Dengan pemaparan ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih siap dan termotivasi untuk menjalani masa studi mereka. Kegiatan pengenalan Program Studi Teknologi Pangan ditutup dengan sesi perkenalan seluruh mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam sesi ini, setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk memperkenalkan diri secara singkat. Dengan selesainya sesi perkenalan, acara pengenalan program studi resmi ditutup, menandai dimulainya perjalanan akademik bagi para mahasiswa baru di Program Studi Teknologi Pangan Telkom University Purwokerto. Selamat datang bagi seluruh mahasiswa baru S1 Teknologi Pangan.

PENGENALAN PRODI TEKNOLOGI PANGAN KEPADA MAHASISWA BARU 2024 Read More »

Label Warna Berdasarkan Kandungan Gula Produk: Panduan Cerdas untuk Konsumen

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan pola makan semakin meningkat, terutama terkait konsumsi gula. Salah satu inovasi yang memudahkan konsumen dalam memilih produk makanan dan minuman yang sehat adalah sistem label warna berdasarkan kandungan gula. Sistem ini telah diadopsi di berbagai negara sebagai bentuk transparansi produsen terhadap produk yang mereka tawarkan dan sebagai panduan bagi konsumen untuk memahami seberapa banyak gula yang terkandung dalam produk tersebut. Apa Itu Label Warna? Label warna adalah sistem penanda visual yang digunakan pada kemasan makanan dan minuman untuk memberi informasi mengenai kandungan nutrisi, termasuk gula, lemak, garam, dan kalori. Biasanya, sistem ini terdiri dari tiga warna utama yang mudah dikenali: Tujuan Penggunaan Label Warna Penggunaan label warna bertujuan untuk memberikan informasi yang cepat dan mudah dipahami oleh konsumen tanpa harus membaca rincian tabel nutrisi yang panjang. Bagi konsumen yang tidak terbiasa membaca label gizi, sistem warna ini membantu mereka membuat keputusan yang lebih tepat dan sehat saat memilih produk. Selain itu, adanya label warna juga menjadi cara untuk mengedukasi konsumen tentang pentingnya membatasi konsumsi gula. Dengan meningkatnya prevalensi obesitas dan diabetes di berbagai negara, pengaturan konsumsi gula menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan masyarakat.  Manfaat Label Warna bagi Konsumen Meskipun sistem label warna memiliki banyak manfaat, tidak sedikit pula tantangan dan kritik yang muncul terkait penerapannya. Beberapa pihak berpendapat bahwa sistem ini mungkin terlalu menyederhanakan kompleksitas nutrisi, karena label warna hanya berfokus pada beberapa aspek saja, seperti gula, lemak, atau garam, tanpa mempertimbangkan keseluruhan profil nutrisi produk. Selain itu, beberapa produsen mungkin enggan untuk menerapkan sistem label warna ini karena khawatir produk mereka akan banyak yang mendapatkan label merah, yang dapat menurunkan minat konsumen. Dengan memahami arti dari setiap warna, konsumen dapat lebih mudah mengontrol asupan gula mereka dan menjaga kesehatan dalam jangka panjang. Meskipun masih ada tantangan dalam penerapannya, sistem ini dapat menjadi langkah penting dalam mengurangi prevalensi penyakit yang berkaitan dengan konsumsi gula berlebihan dan mendukung pola makan yang lebih sehat.

Label Warna Berdasarkan Kandungan Gula Produk: Panduan Cerdas untuk Konsumen Read More »

APA SAJA PERBEDAAN LESS SUGAR, LOW SUGAR, SUGAR FREE, AND NO ADDED SUGAR?

Hi foodies, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah-istilah klaim penggunaan gula kan. Lalu apakah istilah-istilah tersebut memiliki makna yang sama? Yuk simak penjelasannya Less Sugar Klaim “less sugar” yang sering ditemukan pada berbagai produk minuman mengacu pada pengurangan kandungan gula minimal 25% dibandingkan formulasi sebelumnya. Less sugar merupakan upaya industri untuk merespons kesadaran konsumen akan pentingnya mengurangi konsumsi gula. Namun, istilah less sugar belum tentu menandakan produk tersebut lebih sehat. Hal tersebut dikarenakan kandungan gula yang dihitung didasarkan pada kandungan gula dalam produk sebelumnya bukan berdasarkan kebutuhan gula harian manusia. Low Sugar Sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM Nomor 13 Tahun 2016, sebuah produk pangan dapat disebut low sugar atau rendah gula jika kandungan gulanya tidak lebih dari 5gram untuk setiap 100gram produk padat, atau 2,5 gram untuk setiap 100 ml produk cair. Aturan ini berlaku khusus untuk makanan olahan yang telah melewati proses pengolahan tertentu, sehingga kandungan gulanya bisa disesuaikan agar memenuhi kriteria tersebut. Sugar Free Peraturan BPOM Nomor 1 Tahun 2022 di Indonesia dan regulasi FDA di Amerika Serikat telah menetapkan standar yang sama untuk penggunaan klaim sugar free pada produk makanan dan minuman, yaitu kandungan gula kurang dari 0,5 gram per 100gram (padat) atau 100 ml (cair). Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat kepada konsumen dan mendorong produsen untuk memproduksi produk yang lebih sehat. Meskipun demikian, konsumen tetap perlu berhati-hati karena produk sugar free mungkin mengandung pemanis buatan atau bahan tambahan lainnya. No Added Sugar No added sugar mengartikan bahwa produk makanan atau minuman tidak diberikan tambahan gula (sukrosa, glukosa, madu, sirup, sirup jagung) selama proses produksi. Produk pangan dengan label ini sering menjadi pilihan bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi gula tambahan. Namun, konsumen tetap perlu memperhatikan komposisi yang digunakan karena bisa saja produsen mengganti gulanya dengan pemanis renddah kalori (aspartame, sakarin, sucralose, dan lainnya). Referensi: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK209851 https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/202x/PerBPOM_No_1_Tahun_2022_tentang_Pengawasan_Klaim_Pada_Label_dan_Iklan_Pangan_Olahan.pdf

APA SAJA PERBEDAAN LESS SUGAR, LOW SUGAR, SUGAR FREE, AND NO ADDED SUGAR? Read More »

PENGABDIAN MASYARAKAT: DOSEN TEKNOLOGI PANGAN MELAKUKAN SOSIALISASI CPPOB DAN DOKUMEN SOP DI UKM YOGHURT SEHATI PURWOKERTO

Program Studi Teknologi Pangan melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di UKM Yoghurt Sehati, Purwokerto. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 September 2024, dihadiri juga oleh peserta yang merupakan karyawan UKM tersebut. Dilakukan sosialisasi oleh Ibu Nurul Latifasari, S.TP., M.P, sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) serta pembuatan dokumen Standard Operating Procedure (SOP) di lingkungan UKM.  Penerapan CPPOB untuk Menjamin Kualitas Produk CPPOB merupakan standar yang wajib diterapkan oleh setiap pelaku industri pangan, termasuk UKM guna menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dalam sosialisasi ini, Ibu Nurul menjelaskan secara mendalam mengenai pengertian CPPOB, tujuan penerapannya, serta berbagai regulasi yang harus dipatuhi oleh UKM dalam proses produksi. Peserta diberikan pemahaman tentang aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dalam penerapan CPPOB, mulai dari pengendalian bahan baku, pemrosesan yang higienis, hingga kebersihan lingkungan kerja dan peralatan produksi. Diharapkan, dengan menerapkan CPPOB, UKM Yoghurt Sehati dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan. Pentingnya Dokumen SOP dalam Produksi Selain CPPOB, Ibu Nurul dan tim juga membahas pentingnya penyusunan dan penerapan dokumen SOP (Standard Operating Procedure). Dokumen ini berfungsi sebagai panduan standar dalam menjalankan setiap tahap proses produksi, mulai dari penerimaan bahan baku hingga distribusi produk akhir. Pembuatan SOP yang baik akan membantu memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai standar dan meminimalkan kesalahan. Para peserta diberi penjelasan mengenai cara menyusun dokumen SOP yang praktis dan sesuai dengan kebutuhan produksi di UKM Yoghurt Sehati. Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu upaya konkret dari akademisi dalam mendukung kemajuan industri kecil dan menengah, khususnya dalam sektor pangan. Dengan penerapan CPPOB dan pembuatan SOP yang baik, diharapkan UKM Yoghurt Sehati dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk. Para karyawan yang mengikuti sosialisasi ini diharapkan mampu menerapkan ilmu yang didapatkan untuk memperbaiki proses produksi di UKM mereka, demi hasil yang lebih baik dan sesuai standar.

PENGABDIAN MASYARAKAT: DOSEN TEKNOLOGI PANGAN MELAKUKAN SOSIALISASI CPPOB DAN DOKUMEN SOP DI UKM YOGHURT SEHATI PURWOKERTO Read More »

PENGABDIAN MASYARAKAT: DOSEN TEKNOLOGI PANGAN MELAKUKAN SOSIALISASI KEAMANAN PANGAN DI UKM YOGHURT SEHATI PURWOKERTO

Pada tanggal 20 Agustus 2024, UKM Yoghurt Sehati di Purwokerto menjadi tuan rumah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang diinisiasi oleh Dosen Teknologi Pangan yaitu, Ibu Nurul Latifasari, S.TP., M.P bersama mahasiswa dari Program Studi Teknologi Pangan. Kegiatan ini dihadiri oleh lima peserta yang merupakan karyawan UKM Yoghurt Sehati, dengan tujuan utama meningkatkan pemahaman mereka mengenai keamanan pangan dalam proses produksi yoghurt. Pentingnya Keamanan Pangan dalam Produksi Yoghurt Keamanan pangan merupakan salah satu aspek yang sangat krusial dalam industri pengolahan makanan, termasuk produksi yoghurt. Bahan baku yang berkualitas tinggi, proses pengolahan yang higienis, dan penanganan yang benar dapat mencegah kontaminasi dan memastikan produk yang aman bagi konsumen. Inilah yang menjadi fokus utama dalam sosialisasi yang dilaksanakan di UKM Yoghurt Sehati. Ibu Nurul Latifasari menjelaskan secara rinci tentang berbagai potensi bahaya yang bisa terjadi selama proses produksi, seperti kontaminasi mikroba dari lingkungan, peralatan yang tidak steril, hingga risiko kontaminasi silang antara bahan baku dan produk akhir. Materi Sosialisasi: Dari Bahan Baku hingga Fermentasi Dalam sosialisasi ini, karyawan UKM diberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya penanganan bahan baku secara benar. Bahan baku seperti susu segar yang menjadi komponen utama yoghurt harus ditangani dengan baik untuk memastikan tidak terkontaminasi oleh bakteri patogen yang dapat merusak kualitas produk dan mengancam kesehatan konsumen. Selain itu, proses fermentasi yoghurt juga menjadi salah satu topik penting yang dibahas mengenai pentingnya menjaga suhu dan waktu fermentasi yang tepat. Partisipasi Aktif dan Diskusi Interaktif Para karyawan tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga mengajukan berbagai pertanyaan terkait masalah-masalah praktis yang mereka hadapi dalam produksi sehari-hari. Diskusi ini membuka ruang bagi para karyawan untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi selama bekerja di UKM. Dengan demikian, materi yang disampaikan menjadi lebih relevan dan aplikatif, membantu para peserta menerapkan ilmu yang mereka dapatkan dalam pekerjaan sehari-hari. Dampak dan Harapan dari Sosialisasi Sosialisasi ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi UKM Yoghurt Sehati, terutama dalam meningkatkan standar keamanan pangan dalam proses produksi mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara-cara menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi, para karyawan diharapkan mampu menghasilkan produk yoghurt yang tidak hanya lezat, tetapi juga aman dan berkualitas tinggi. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, Ibu Nurul Latifasari berharap UKM Yoghurt Sehati dapat terus berkembang dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.

PENGABDIAN MASYARAKAT: DOSEN TEKNOLOGI PANGAN MELAKUKAN SOSIALISASI KEAMANAN PANGAN DI UKM YOGHURT SEHATI PURWOKERTO Read More »

KARMIN, PEWARNA ALAMI DARI HEWAN

Sejak zaman dahulu, manusia selalu memanfaatkan kekayaan alam di sekitarnya. Salah satu contohnya adalah penggunaan pewarna alami dari tumbuhan seperti daun suji, kunyit, dan daun pandan untuk mempercantik makanan dan tekstil. Pewarna alami ini tidak hanya memberikan warna yang indah, tetapi juga kaya akan nutrisi dan aman bagi tubuh. Senyawa-senyawa alami yang terkandung di dalamnya, seperti kurkumin pada kunyit, memberikan manfaat antioksidan dan antiinflamasi. Selain berasal dari tumbuhan, pewarna alami juga dapat dihasilkan dari makhluk hidup lain. Salah satu contoh yang menarik adalah serangga Cochineal. Serangga kecil ini hidup menempel pada kaktus pir berduri dan menghasilkan pigmen merah tua yang disebut karmin. Proses pembuatan pewarna karmin cukup unik. Setelah dipanen, serangga Cochineal dikeringkan dan digiling hingga menjadi serbuk halus. Serbuk karmin ini kemudian dicampurkan dengan larutan alkohol asam untuk menghasilkan warna merah cerah yang intens. Komponen utama dalam pembuatan warna karmin adalah asam karminat. Asam karminat hanya dimiliki oleh serangga Cochineal betina yang terletak pada hemolimfa dan telurnya. Penggunaan karmin dalam industri, sebagai berikut: Sejak tahun 1988, regulasi penggunaan pewarna alami karmin di Indonesia telah mengalami evolusi yang signifikan. Awalnya terbatas hanya pada produk yoghurt, kini karmin telah merambah berbagai sektor industri. Fleksibilitas regulasi yang semakin inklusif ini membuka peluang bagi inovasi produk yang lebih beragam, namun tetap mengutamakan keamanan konsumen. Penggunaan karmin  dalam berbagai industri, sebagai berikut: Makanan dan Minuman: Karmin digunakan untuk memberikan warna merah pada berbagai jenis makanan dan minuman, seperti permen, makanan ringan, yoghurt, es krim, dan produk olahan lainnya. Tekstil: Karmin digunakan untuk memberikan warna merah pada kain, sebagai alternatif alami untuk pewarna sintetis. Kosmetik: Karmin digunakan dalam kosmetik, seperti pelembab kulit, body lotion, dan make-up seperti eyeshadow Referensi: Ramadhani, L. et al., 2024. Analisis Hukum Penggunaan Pewarna Karmin (Telaah Atas Fatwa Mui dan Lajnah Bahtsul Masa’il Nu). An-Natiq Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, IV(1), pp. 56-70.

KARMIN, PEWARNA ALAMI DARI HEWAN Read More »

MENGENAL LEBIH DEKAT PORANG DAN POTENSINYA

Hi foodies!!! Kenalan yuk sama umbi porang, ternyata potensinya luar biasa, lho! Umbi porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu kekayaan alam Indonesia yang patut kita banggakan. Tanaman yang satu ini memiliki produktivitas tinggi, mencapai 8.704 ton per tahun. Porang merupakan tumbuhan semak yang memiliki tinggi mencapai 150 cm dengan umbi yang terdapat dalam tanah. Ciri khas umbi porang adalah batangnya yang halus dan dan tidak bergerigi, diameternya bisa mencapai 25 cm tergantung pada kesuburan tanaman. Umbi porang saat ini tengah menjadi primadona di dunia pertanian. Kaya akan glukomanan, sejenis polisakarida yang mudah larut dalam air dan dikategorikan sebagai serat pangan, umbi ini menawarkan potensi yang sangat besar. Glukomanan tidak hanya memberikan manfaat signifikan dalam industri pangan, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan manusia diantaranya, sebagai berikut: Mengurangi risiko diabetes Glukomanan membantu mengendalikan kadar gula darah dengan menyerap gula diusus dan mencegah penyerapan gula yang berlebihan ke dalam darah. Mengontrol kadar gula darah Glukomanan membentuk jel yang berfungsi sebagai lapisan pembatas pada usus, sehingga penyerapan gula diusus terhambat dan kadar gula darah terjaga. Mengatasi sembelit Glukomanan menyerap air dan membentuk jel, yang membuat feses mudah terdorong dan keluar, sehingga mengatasi sembelit. Mengurangi berat badan Glukomanan membentuk jel yang membuat perut penuh lebih lama, sehingga dapat membantu dalam program diet dan menurunkan berat badan. Bahan tambahan pangan yang sehat Glukomanan dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan yang sehat karena rendah kalori dan bebas gluten, serta masih banyak manfaat lain dari glukomanan. Fleksibilitas umbi porang dalam diolah menjadi berbagai macam produk pangan telah membuka cakrawala baru dalam industri kuliner. Mulai dari tepung yang serbaguna, mi rendah kalori, hingga makanan ringan yang sehat, porang telah menjadi bahan baku utama. Diversifikasi produk ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah bagi petani, tetapi juga memperkaya pilihan konsumen yang semakin sadar akan pentingnya makanan sehat dan alami. Keunggulan umbi porang tidak hanya terletak pada kandungan nutrisinya, tetapi juga pada fleksibilitasnya sebagai bahan baku industri. Serat porang yang kaya akan glukomanan dapat diekstrak dan diolah menjadi berbagai produk, mulai dari kertas yang kuat dan tahan lama hingga cat dengan tekstur yang halus. Konjac pada porang juga dapat menggantikan agar-agar dalam pembuatan makanan dan minuman, memberikan tekstur yang kenyal dan lezat. Bahkan, dalam industri farmasi, lem alami porang digunakan sebagai bahan pembentuk kapsul obat karena sifatnya yang tidak berbau dan daya rekatnya yang kuat. Proses pembuatan kapsul obat dari porang pun relatif sederhana, sehingga dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan sintetis. Referensi: Putria, P. A. V. S., 2022. Manfaat dan Pengembangan Teknologi Umbi Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Melalui Metode Pengeringan. USADHA: Jurnal Integrasi Obat Tradisional, II(1), pp. 26-30. Sumartini, E. Y., Rustamsyah, A., Perdana, F. & Khairunnisa, A., 2023. Kajian Pemanfaatan Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri ) Dalam Bidang Pangan dan Kesehatan. Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian, V(1), pp. 24-29.

MENGENAL LEBIH DEKAT PORANG DAN POTENSINYA Read More »

Produk GMO: Inovasi Teknologi dalam Pertanian dan Pangan

Apa Itu GMO? Genetically Modified Organisms (GMO) adalah organisme yang telah dimodifikasi secara genetis melalui teknik rekayasa genetika. Teknologi ini memungkinkan untuk menyisipkan, menghapus, atau mengubah gen dalam DNA suatu organisme untuk menghasilkan sifat-sifat yang diinginkan. Misalnya, tanaman dapat direkayasa untuk menjadi lebih tahan terhadap hama, penyakit, atau kondisi lingkungan yang ekstrem, dan meningkatkan kualitas gizi. Kontroversi dan Kekhawatiran Namun, penggunaan GMO juga menimbulkan sejumlah kontroversi. Kritikus berpendapat bahwa GMO dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Beberapa studi mengindikasikan potensi risiko alergi dan resistensi antibiotik akibat konsumsi pangan GMO. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa tanaman GMO dapat mengganggu ekosistem alami dan mengurangi keanekaragaman hayati. Regulasi dan Persepsi Publik Regulasi mengenai GMO bervariasi di berbagai negara. Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Kanada memiliki regulasi yang relatif longgar, sementara negara-negara Eropa cenderung lebih ketat. Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatur penggunaan GMO dalam pangan dan obat-obatan, dengan fokus pada keamanan konsumen. Persepsi publik terhadap GMO juga bervariasi, beberapa konsumen menerima GMO sebagai bagian dari inovasi teknologi, sementara yang lain tetap skeptis dan memilih produk organik. Edukasi dan transparansi informasi menjadi kunci untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap GMO. Poduk GMO Jagung Bt: Jagung ini telah dimodifikasi untuk mengandung gen dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt), yang menghasilkan protein beracun bagi serangga tertentu tetapi aman bagi manusia. Jagung Bt membantu petani mengurangi penggunaan pestisida. Kedelai Tahan Herbisida: Kedelai ini telah dimodifikasi untuk tahan terhadap herbisida tertentu, sehingga petani dapat mengontrol gulma tanpa merusak tanaman utama. Padi Emas (Golden Rice): Padi ini mengandung gen yang meningkatkan produksi beta-karoten, prekursor vitamin A, membantu mengatasi masalah kekurangan vitamin A di negara-negara berkembang. Tomat Flavr Savr: Tomat ini dimodifikasi untuk memiliki masa simpan yang lebih lama dan lebih tahan terhadap pembusukan. Semangka tanpa biji: Semangka tanpa biji dihasilkan melalui persilangan antara semangka diploid (dua set kromosom) dan tetraploid (empat set kromosom), menciptakan semangka triploid yang tidak dapat berkembang biak secara normal, sehingga tidak menghasilkan biji. Referensi: Yuwono Prianto & Swara Yudhasasmita. 2017. Tanaman Genetically Modified Organism (GMO) Dan Perspektif Hukumnya Di Indonesia. Journal Of Biology. 10(2):132-142 Mahrus. 2014. Kontroversi Produk Rekayasa Genetika Yang Dikonsumsi Masyarakat. Jurnal Biologi Tropis.14(2):108-119

Produk GMO: Inovasi Teknologi dalam Pertanian dan Pangan Read More »

Transglutaminase: Enzim Perekat dalam Industri Daging

Dalam industri daging, inovasi teknologi berperan penting dalam meningkatkan kualitas produk dan efisiensi proses produksi. Salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian adalah penggunaan enzim transglutaminase. Dikenal juga sebagai “lem daging” atau “meat glue,” enzim ini telah menjadi alat yang sangat berharga dalam mengolah daging. Artikel ini akan membahas bagaimana transglutaminase bekerja, manfaat penggunaannya, serta tantangan yang dihadapinya dalam industri pangan.  Apa itu Transglutaminase? Transglutaminase adalah enzim yang secara alami ditemukan dalam tubuh manusia dan hewan, serta dalam beberapa organisme lain. Enzim ini berfungsi untuk membentuk ikatan silang antara protein dengan menghubungkan asam amino glutamin dan lisin. Dalam konteks industri pangan, transglutaminase digunakan untuk mengikat potongan-potongan daging menjadi satu kesatuan yang padat dan menyatu. Cara Kerja Transglutaminase Transglutaminase bekerja dengan cara membentuk ikatan kovalen antara protein-protein dalam daging. Ketika enzim ini diterapkan pada potongan daging, ia menyebabkan terbentuknya jembatan protein yang kuat, sehingga potongan-potongan daging yang terpisah dapat menyatu dengan baik. Proses ini tidak hanya memperkuat tekstur daging, tetapi juga meningkatkan kekenyalan dan keseragaman produk akhir. Manfaat Penggunaan Transglutaminase Efisiensi Produksi: Dengan menggunakan transglutaminase, potongan-potongan kecil daging yang biasanya terbuang dapat disatukan menjadi produk yang bernilai tinggi, mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi produksi. Kualitas Konsisten: Produk daging yang dihasilkan dengan transglutaminase memiliki tekstur dan kekenyalan yang konsisten, sehingga konsumen mendapatkan pengalaman makan yang lebih baik. Fleksibilitas Produk: Transglutaminase memungkinkan produsen untuk menciptakan berbagai bentuk dan ukuran produk daging, sesuai dengan kebutuhan pasar dan preferensi konsumen. Penggunaan Berbagai Jenis Daging: Enzim ini dapat digunakan pada berbagai jenis daging, termasuk ayam, sapi, babi, dan ikan, sehingga memberikan fleksibilitas dalam aplikasi produk. Tantangan dan Kontroversi Meskipun transglutaminase menawarkan banyak manfaat, penggunaannya tidak lepas dari kontroversi dan tantangan. Beberapa isu yang sering dibahas antara lain: Keamanan Pangan: Penggunaan transglutaminase harus memenuhi standar keamanan pangan yang ketat. Potensi kontaminasi silang dan pertumbuhan bakteri patogen harus diwaspadai. Etika dan Transparansi: Beberapa konsumen merasa bahwa penggunaan “lem daging” adalah praktik yang tidak etis jika tidak diinformasikan dengan jelas. Transparansi dalam pelabelan produk sangat penting untuk menjaga kepercayaan konsumen. Regulasi: Regulasi penggunaan transglutaminase bervariasi di berbagai negara. Produsen harus memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan setempat untuk penggunaan enzim ini. Transglutaminase membawa harapan baru dalam dunia pengolahan daging, dengan pendekatan yang tepat transglutaminase dapat memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas industri pangan, sekaligus memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen modern. Referensi: Anantya Yhodha Mayashopha, Fitria Herfianita, Aji Sutrisno. 2015. Aplikasi Enzim Transglutaminase Pada Produk Pangan: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(3):1145-1151

Transglutaminase: Enzim Perekat dalam Industri Daging Read More »

Bridging Technology for Humanity
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp

WA

Email

Website Official

Website PMB

Negara

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp : 0281-641629

WA  : 0812-2831-9222

Email : [email protected]

Telp

Email

 

: 0281-641629

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University Purwokerto

Scroll to Top