Milk tea merupakan minuman campuran susu dengan teh yang dapat dinikmati secara dingin maupun hangat. Saat ini, banyak penjual milk tea yang sangat mudah ditemukan di Indonesia. Rasanya yang manis, penampilan yang menarik, dan harganya yang terjangkau banyak menarik minat pembeli dari berbagai kalangan.

Sumber : https://www.unsplash.com/
Meskipun terlihat sehat karena terdapat susu didalam milk tea, nyatanya campuran susu dengan teh tersebut hanya sebagai penghilang dahaga tanpa adanya nutrisi yang diserap tubuh. Hal itu disebabkan karena didalam teh terdapat antigizi berupa tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi bersamaan saat makan atau satu jam setelahnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Sariyanto, menyatakan 78% responden mengkonsumsi teh setelah makan dan 22% responden mengkonsumsi teh kemasan ketika haus. Imam Sariyanto menyebutkan bahwa teh kemasan yang diuji terbukti menyerap larutan Fe dengan tingkat penyerapan yang berbeda-beda. Penyerapan tersebut disebabkan oleh tanin yang berikatan dengan senyawa logam Fe dan membentuk senyawa kompleks. Oleh karena itu, tanin berperan dalam pengurangan daya serap zat besi. Terhambatnya penyerapan Fe dalam tubuh menyebabkan tubuh kekurangan zat besi sehingga tubuh dapat mengalami anemia defisiansi besi. Selain pada zat besi, dalam penelitian dijelaskan bahwa tanin juga dapat berikatan dengan protein dan mineral sehingga protein dan mineral tersebut tidak dapat digunakan lagi oleh tubuh.
Dapat disimpulkan bahwa milk tea tidak memberikan nutrisi dalam tubuh karena nutrisi dalam susu terikat oleh tanin dalam teh. Selain itu, terlalu sering mengkonsumsi milk tea mengakibatkan tubuh mengalami anemia defisiansi besi akibat kurangnya zat besi. Oleh karena itu, kurangilah konsumi milk tea dan tidak mengkonsumsi minuman teh bersamaan dengan waktu makan.
Referensi :
Sariyanto, I., 2019. Serapan Zat Besi Dalam Minuman Teh Kemasan Menggunakan Spektrofotometer. Jurnal Analis Kesehatan, VIII(1), pp. 7-12.