Author name: Admin

KEJU TANPA SUSU? EMANG BISA?

Keju tanpa susu? Bagi sebagian orang, mungkin terdengar asing. Masyarakat sudah terbiasa dengan pengertian keju merupakan produk olahan susu sapi. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pola makan nabati dan beragamnya pilihan produk makanan, keju tanpa susu semakin populer. Keju tanpa susu atau sering disebut plant-based cheese merupakan keju yang terbuat dari bahan non-diary. Alternatif pengganti susu sapi seperti, sari kacang mete, almond, atau kedelai sering digunakan dalam pembuatan plant-based cheese. Selain kandungan proteinnya yang tinggi, kacang-kacangan juga mengandung lemak sehat yang memberikan rasa creamy pada plant-based cheese. Selain itu, kacang-kacangan juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat yang bermanfaat bagi kesehatan. Dalam proses produksi, plant-based cheese umumnya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan keju susu sapi. Proses pembuatan plant-based cheese memiliki perbedaan dengan keju susu sapi. Jika keju susu sapi menggunakan enzim rennet untuk menggumpalkan kasein, plant-based cheese memanfaatkan bakteri asam laktat untuk menggumpalkan protein nabati. Proses fermentasi oleh bakteri ini tidak hanya mengentalkan protein tetapi juga memberikan cita rasa khas pada plant-based cheese.Selain bakteri asam laktat, asam buah-buahan seperti nanas, jeruk nipis, dan belimbing wuluh juga sering digunakan sebagai pengganti enzim rennet. Asam-asam ini membantu mengendapkan protein dalam sari kacang, membentuk gel yang menjadi dasar plant-based cheese. Untuk meningkatkan cita rasa dan tekstur, berbagai bahan tambahan seperti perisa keju, bubuk agar-agar, atau nutritional yeast kerap ditambahkan. Perisa keju akan memberikan rasa yang mirip dengan keju susu, sementara agar-agar dan nutritional yeast berperan sebagai pengental alami, menghasilkan tekstur yang lembut dan kenyal. Hasil akhir dari proses pembuatan tersebut adalah plant-based cheese yang memiliki tekstur yang cenderung lebih lembut dibandingkan keju susu, aromanya khas dan tidak menyengat, namun tetap mampu menghadirkan cita rasa keju yang lezat. Selain itu, plant-based cheese juga kaya akan protein nabati dan bebas kolesterol, menjadikannya pilihan yang sehat dan ramah lingkungan. Perbedaan mendasar dalam proses pembuatan ini memberikan keunggulan tersendiri bagi plant-based cheese. Bagi mereka yang memiliki alergi susu sapi, intoleransi laktosa, atau mengikuti pola makan vegetarian/vegan, keju nabati menjadi alternatif yang sangat baik. Referensi: Remantari, P. E., 2022. Inovasi Rasa Pada Keju Vegetarian. Jurnal Mahasiswa Pariwisata dan Bisnis, I(4), pp. 1030-1048.    

KEJU TANPA SUSU? EMANG BISA? Read More »

BAHAYA PENGGUNAAN STYROFOAM SEBAGAI PENGEMAS MAKANAN

Penggunaan styrofoam telah menjadi pilihan populer untuk mengemas berbagai jenis makanan. Kemudahan penggunaan dan kemampuannya dalam menjaga suhu makanan membuat styrofoam menjadi solusi praktis. Namun, dibalik kemudahan tersebut, tersimpan bahaya yang mengancam kesehatan dan merusak lingkungan Styrofoam merupakan wadah yang tersusun dari polimer-polimer yang berasal dari zat aditif. Zat-zat aditif dari polimer tersebut dapat berpindah kemakanan dan menimbulkan efek karsinogenik. Beberapa zat dalam styrofoam yang berdampak buruk, diantaranya: Zat stiren Kandungan stiren dalam styrofoam dapat berpindah ke makanan sehingga mengganggu sistem pernapasan, isritasi pada kulit, mata, dan dapat menyebabkan kanker tingkat tinggi. Zat butyl hidroksi toluene Zat ini merupakan zat yang terkandung dalam zat plasticizer yang memberikan sifat lentur pada styrofoam. Jika zat ini masuk ke dalam makanan, maka akan menjadi racun. Jika makanan yang dikemas semakin panas, maka zat-zat beracun pada styrofoam semakin cepat berpindah ke makanan. Hal tersebut tidak hanya menyebabkan keracunan tetapi juga dapat memberikan sifat karsinogenik. Dioctyl phthalate (DOP) Kandung DOP dalam styrofoam menyimpan benzene yang merupakan suatu larutan kimia yang sulit dicerna pada sistem pencernaan. DOP juga tidak dapat dikeluarkan oleh fases atau urine sehingga akan menumpuk dan terbalut lemak. Akibatnya, dapat memicu munculnya penyakit kanker. Selain menyebabkan dampak buruk bagi tubuh, styrofoam juga berdampak pada lingkungan. Styrofoam yang digunakan akan menjadi sampah dan jika tidak tepat pembuangannya akan mencemari lingkungan karena dalam styrofoam memiliki senyawa polystyrene yang tidak dapat diuraikan oleh alam. Penggunanan styrofoam juga berdampak pada global warming dikarenakan senyawa Cloro Fluoro Carbon (CFC) memberikan dampak efek rumah kaca. Referensi: Frisco, N. & Putro, M. H. S., 2023. Analisis Dampak Buruk Penggunaan Kemasan Sekali Pakai dalam Membungkus Makanan Bagi Mahasiswa ITERA. Suluh Abdi: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, V(1), pp. 62-69. Mukminah, I. A., 2019. Bahaya Wadah Styrofoam dan Alternatif Penggantinya. Majalah Farmasetika, IV(2), pp. 32-34.

BAHAYA PENGGUNAAN STYROFOAM SEBAGAI PENGEMAS MAKANAN Read More »

Pahami Logo NKV: Tanda Produk Hewani Aman untuk Dikonsumsi

Keamanan pangan menjadi salah satu perhatian utama bagi Masyarakat dalam memilih produk yang aman dan sehat untuk dikonsumsi. Produk hewani merupakan salah satu produk yang sangat mudah rusak akibat kontaminasi mikroorganisme seperti E. coli, Salmonella, Listeria, serta residu obat hewan dan bahan kimia yang berbahaya. Menurut Undang – Undang No. 18 Tahun 2012 mengenai tuntutan masyarakat sebagai konsumen untuk mendapat produk pangan asal hewan yang terjamin dari segi keamanan pangan dan juga memenuhi 4 aspek yaitu Aman, Sehat, Utuh, dan Halal. Salah satu cara pemerintah mengawasi produk pangan hewani adalah dengan menetapkan NKV pada fasilitas produksi produk pangan hewan. Apa itu NKV? Nomor Kontrol Veteriner (NKV) merupakan tanda resmi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian Republik Indonesia melalui Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. Logo NKV diberikan kepada produk hewani (susu, telur, daging) sebagi jaminan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan hygiene-sanitasi dengan pengawasan yang ketat untuk memastikan keamanannya. Pentingnya Logo NKV Menjamin keamanan konsumen Produk hewani yang memiliki Logo NKV telah lolos serangkaian uji dan pemeriksaan untuk memastikan bahwa produk tersebut bebas dari kontaminasi patogen, residu obat hewan, dan bahan kimia berbahaya lainnya Menegakan Standar Kualitas Logo NKV menunjukkan bahwa produk hewani telah diproduksi dan diproses sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah. Ini mencakup aspek-aspek seperti kebersihan tempat produksi, kesehatan hewan, serta praktik penanganan dan pengolahan yang sesuai. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen Dengan adanya Logo NKV, konsumen dapat lebih percaya pada produk hewani yang mereka beli. Logo ini memberikan transparansi dalam proses produksi dan memastikan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan kesehatan dan keamanan yang ketat. Konsumen disarankan untuk selalu memeriksa adanya Logo NKV pada kemasan produk hewani sebagai langkah untuk memastikan bahwa mereka memilih produk yang aman dan berkualitas. Dengan dukungan sistem kontrol seperti NKV, diharapkan konsumen dapat merasa lebih aman dan nyaman dalam mengonsumsi produk hewani. Referensi : Lestariningsih, 2Muhammad Sabiqun Nada, 3Muhammad Yusuf Yasin, 4Siti Ropida, 5Muhammad Khoirul Abidin. 2020 Peranan Nomor Kontrol Veteriner Terhadap Jaminan Mutu Keamanan Produk Hasil Peternakan. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual. 5(1):180-188

Pahami Logo NKV: Tanda Produk Hewani Aman untuk Dikonsumsi Read More »

TIM PKM-RE TEKNOLOGI PANGAN RAIH “BEST PRESENTATION” DI MOTIVATIONAL DAY

Purwokerto, 18 Juli 2024 – Kemahasiswaan IT Telkom Purwokerto menyelenggarakan acara Motivational Day sebagai apresisasi terhadap prestasi mahasiswa dalam berbagai bidang mulai dari PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), P2MW (Program Penguatan Peran Mahasiswa dalam Wirausaha), PKK Ormawa (Program Kreativitas Kegiatan Organisasi Mahasiswa), Duta Baca, HIMA (Himpunan Mahasiswa), dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Rangkaian acara Motivational Day ini meliputi seminar kewirausaan, talk show motivasi, perkenalan satria muda, dan pemberian penghargaan. Seminar kewirausahaan bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan baru kepada mahasiswa tentang dunia bisnis dan bagaimana memulai serta mengembangkan usaha. Sementara itu, talk show motivasi yang diisi oleh Brili Agung Zaku Pradika, seorang pengusaha inspiratif, petani, sekaligus penulis, diharapkan dapat memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada para mahasiswa. Dengan pengalamannya yang luas dan inspiratif, Brili Agung Zaku Pradika mampu memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas, inovasi, serta kemampuan dalam berwirausaha. Selain memberikan motivasi, dalam kegiatan tersebut IT Telkom Purwokerto juga memberikan apresisasi kepada mahawiswa yang berprestasi dalam berbagai bidang kegiatan. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan mengembangkan diri dalam berbagai bidang. Dengan adanya penghargaan ini, diharapkan mahasiswa akan lebih termotivasi untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan oleh Bapak Halim Qista, selaku Kaur Aktivitas Kemahasiswaan pada tanggal 17 Juli 2024. Evaluasi ini meliputi penilaian terhadap kerapihan, kesiapan, penyampaian materi, dan sesi tanya jawab dalam setiap presentasi yang dilakukan.  Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, PKM-RE Teknologi Pangan dengan judul “Fabrikasi Resistant Starch Tipe 3 Berbasis Pati Umbi Gembili Dan Kacang Tunggak Sebagai Ingredient Pangan Fungsional Bagi Penderita Diabetes Melitus” meraih penghargaan “Best Presentation”. Prestasi ini menunjukan kemampuan dan dedikasi tim dalam mempresentasikan ide dan hasil kerja mereka dengan sangat baik. Dengan adanya acara Motivational Day ini, diharapkan semangat kreativitas dan inovasi di kalangan mahasiswa IT Telkom Purwokerto semakin meningkat. Acara ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan memberikan kontribusi positif bagi institusi serta masyarakat luas.  

TIM PKM-RE TEKNOLOGI PANGAN RAIH “BEST PRESENTATION” DI MOTIVATIONAL DAY Read More »

PRESTASI GEMILANG! 3 DOSEN TEKNOLOGI PANGAN RAIH PENDANAAN DIKTI UNTUK PENGABDIAN MASYARAKAT

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi memiliki banyak sekali program hibah untuk penelitian dan masyarakat. Beberapa program yang dikeluarkan adalah Program pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat dan kedaireka yaitu pendanaan berupa program dana padanan. Program penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan upaya untuk terus memperbaiki mutu penelitian dan pengabdian masyarakat kepada masyarakat dan berkomitmen dalam pengembangan riset dan pengabdian kepada masyarakat yang menghasilkan inovasi menguntungkan bagi pemerintah, industri, dan instansi terkait. Dalam surat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi pada tanggal 30 Mei 2024 dengan nomor 0667/E5/AL.04/2024 mengumumkan bahwa sebanyak 29 proposal pengabdian masyarakat dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto menerima dana hibah. Dari 29 proposal tersebut, 3 diantaranya merupakan proposal dosen Teknologi Pangan. Berikut daftar dosen Teknologi Pangan yang berhasil mendapat pendanaan program pengabdian masyarakat tahun anggaran 2024: Nama dosen Judul Proposal Pengabdian Ajeng Dyah Kurniawati, S.TP., M.Sc Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk yang berkelanjutan pada UMKM Tahu Desa Kalikidang Melalui Inovasi Teknologi dan Penerapan Digital Marketing Faizah, S.TP., M.Si PKM Peningkatan Kesadaran dan Efikasi Terkait Keselamatan Kerja Petani serta Keamanan Pangan dalam Proses Produksi Gula Kelapa di Kelompok Tani Gendis Asri Desa Pernasidi: Sebuah Langkah untuk Meningkatkan Kualitas Produk dan Kesejahteraan Petani Nurul Latifasari, S.TP., M.P Pemanfaatan IoT untuk monitoring kualitas air kolam dan peningkatan pengelolaan purna panen untuk kelompok masyarakat budidaya perikananan Mina Jaya di Kabupaten Banyumas Selain penelitian dan pengabdian masyarakat, kedaireka juga termasuk dalam program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan masyarakat. Kedaireka merupakan program dana padanan dari pemerintah dan  atau sumber dana yang telah disediakan oleh pihak mitra untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi dalam pengembangan riset. Program ini diharapkan dapat mewujudkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan mitra dalam meningkatkan manfaat, relevansi, menyesuaikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Perguruan Tinggi dengan kebutuhan Mitra dan masyarakat. Berdasarkan surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi nomor 0006/E.E1/KS.03.00/2024 pada 3 Januari 2024, salah satu dosen Teknologi Pangan Faizah, S.TP., M.Si meraih bantuan pendanaan program dana padanan tahun anggaran 2024. Ibu Faizah, S.TP., M.Si berkolaborasi dengan dosen Teknik Industri, Informatika, dan Binis Digital membuat “Sijuna: Simpan Jual Nanti, Pengembangan Platform E-Warehousing Berbasis Cold Storage untuk Stabilitas Harga dan Pasokan Komoditas Pertanian”. Prestasi yang membanggakan dosen Teknologi Pangan tersebut semoga menjadi inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa-mahasiswi Teknologi Pangan untuk terus berkarya dan menorehkan prestasi.

PRESTASI GEMILANG! 3 DOSEN TEKNOLOGI PANGAN RAIH PENDANAAN DIKTI UNTUK PENGABDIAN MASYARAKAT Read More »

Sensasi Kedokteran di Teknologi Pangan

Sudah tahu belum foodies, kalau mahasiswa teknologi pangan hampir sama seperti mahasiswa kedokteran? Kira-kira apa yang membuat sensasinya terkesan sama? Yuk Simak penjelasannya Pembelajaran yang dipelajarai oleh mahasiswa teknologi pangan termasuk dalam rumpun ilmu terapan. Materi kuliah mahasiswa teknologi pangan erat sekali membahas tentang beragam ilmu yang dipelajari oleh prodi kimia, biologi, industri, gizi, farmasi, dan juga kedokteran. Dari mata kuliahnya saja sudah menggambarkan kalau teknologi pangan terkesan seperti “kuliah kedokteran”. Semakin meningkatnya semester, mata kuliah yang dipelajari akan semakin kompleks dan akan bersinggungan dengan ilmu klinis. Para mahasiswa teknologi pangan juga akan mendapatkan materi terkait penelitian in vitro dan in vivo yang menggunakan hewan coba, jadi sensasi kedokterannya semakin kerasa nih foodies. Para mahasiswa teknologi pangan bisa membuat skripsi terkait klinis juga foodies. Misalnya, membuat cookies dari tepung pisang kepok dan bagaimana pengaruhnya terhadap penderita diabetes. Metode yang digunakan seringnya pengujian kandungan gizi, analisis indeks glikemik, daya terima pada panelis yang biasanya menggunakan hewan coba seperti mencit. Serta masih banyak lagi mahasiswa teknologi pangan yang sangat inovatif dengan parameter pra klinis lainnya. Dari penjelasan tersebut, tidak heran kalau teknologi pangan sering dijadikan pilihan kedua atau ketiga setelah kedokteran. Referensi: Afifah, D. N. et al., 2020. Analisis Kandungan Zat Gizi, Pati Resisten, Indeks Glikemik, Beban Glikemik dan Daya Terima Cookies Tepung Pisang Kepok (Musa paradisiaca) Termodifikasi Enzimatis dan Tepung Kacang Hijau (Vigna radiate). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, IX(3), pp. 101-107.

Sensasi Kedokteran di Teknologi Pangan Read More »

Stunning, Metode Penyembelihan Pada Hewan Ternak

Penyembelihan hewan di Indonesia memiliki 2 metode, yaitu dengan pemingsanan (stunning) dan tanpa pemingsanan (penyembelihan cara Islam). Metode tanpa pemingsanan merupakan metode yang sudah lama digunakan. Namun, metode tersebut memerlukan kemampuan teknis yang lebih tinggi, seperti kemampuan untuk mengetahui posisi hewan yang akan disembelih dan mengawasi proses penyembelihan secara langsung, sehingga beberapa rumah potong hewan lebih memilih menggunakan metode stunning. Stunning merupakan suatu teknik penyembelihan hewan ternak dengan perlakuan hewan tersebut dipingsankan sebelum disembelih. Stunning dilakukan untuk menghindari hewan dari rasa takut, stress, dan tidak menderita sakit. Awal mula stunning diberlakukan pada rumah potong hewan yang sering menyembelih dalam jumlah besar, stunning diterapkan untuk mobilisasi penyembelihan agar lebih mudah, cepat dan efisien. Selain itu, stunning juga dapat meningkatkan mutu daging akibat berkurangnya stress pada hewan yang disembelih. Daging yang dihasilkan lebih lembut, warnanya lebih terang, dan berkualitas.erdapat beberapa metode stunning yang digunakan sesuai dengan jenis hewan yang akan disembelih, antara lain: 1. The Captive Bolt Pistol (CBP) Metode ini dilakukan pada bagian tengkorak hewan. Hewan akan mengalami shok pada otak, membuat hewan tidak sadarkan diri, dan dapat langsung disembelih – Electric Head Only Stunning Dilakukan dengan cara menjepitkan aliran listrik dikepala hewan. Kemudian listrik dialirkan ke alat tersebut dengan tujuan membantu hewan pingsan. Biasanya dilakukan pada hewan berkaki 4, seperti, sapi, kambing, dan domba. – Waterbath Stunning Metode ini sering digunakan untuk ungags, seperti ayam, bebek, atau angsa. Dilakukan dengan cara memasukkan kepala ungags ke dalam air yang telah dialiri listrik. Namun, metode ini perlu dilakukan secara hati-hati karena seringnya hewan justru mati setelah melewati prosedur ini. – Gas Stunning Metode ini dilakukan dengan cara memberikan gas CO2 pada hewan yang akan disembelih sehingga hewan tersebut hilang kesadarannya. Menurut (Husna, 2021) menyebutkan bahwa Hasil Rapat Pokja Komisi Fatwa ICU Bidang Pangan, Obat, dan Kosmetika serta Tim LPPOM ICU pada 12 November 2009 menghasilkan keputusan bahwa stunning yang dilakukan untuk menyederhanakan proses penyembelihan hukumnya adalah sah, dengan ketentuan: 1. Pemingsanan hanya menyebabkan hewan pingsan sementara, tidak menyebabkan kematian dan cedera permanen. 2. bertujuan untuk memfasilitasi penyembelihan. 3. pelaksanaannya sebagai bentuk ihsan, bukan penyiksaan hewan. Referensi: Husna, F., 2021. Stunning Dalam Perspektif Sains dan Islam. Journal of Halal Product and Research, IV(1), pp. 8-13.

Stunning, Metode Penyembelihan Pada Hewan Ternak Read More »

Green Tea Vs Matcha: Serupa Tapi Tak Sama

Dalam dunia teh, dua jenis minuman yang sering kali disamakan namun sebenarnya memiliki karakteristik yang berbeda adalah green tea dan matcha. Meskipun keduanya berasal dari tanaman yang sama, yaitu Camellia sinensis, namun proses pengolahan dan cara penyajiannya yang berbeda menciptakan perbedaan yang signifikan dalam rasa, tekstur, dan manfaat kesehatan. Mari kita telusuri perbedaan antara green tea dan matcha yang membuat keduanya serupa tapi tak sama. Asal Usul dan Proses Produksi Green tea adalah salah satu jenis teh yang paling populer di dunia. Proses pembuatannya melibatkan pemetikan daun teh segar, diikuti dengan pengeringan dan pemanasan untuk mencegah oksidasi. Proses ini menjaga daun tetap hijau dan mempertahankan kandungan antioksidan. Green tea umumnya diseduh dengan air panas dan memiliki rasa yang ringan dan segar. Matcha adalah bentuk teh hijau yang sangat halus dan bubuk. Untuk menghasilkan matcha, daun teh yang disebut tencha ditanam dalam kondisi teduh selama beberapa minggu sebelum dipetik. Peneduhan ini meningkatkan produksi klorofil dan asam amino, memberikan warna hijau yang kaya dan rasa khas. Setelah dipetik, daun tencha dikeringkan dan digiling menjadi bubuk halus. Proses peneduhan dan penggilingan ini menghasilkan produk dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan green tea biasa. Rasa dan Aroma Perbedaan utama lainnya antara green tea dan matcha adalah rasa dan aroma. Green tea umumnya memiliki rasa yang lebih ringan dan segar dengan sedikit rasa rumput dan manis alami. Aroma green tea juga cenderung lembut dan menenangkan. Sebaliknya, matcha memiliki aroma yang intens dan rasa yang lebih kuat serta kompleks. Rasa matcha bisa digambarkan sebagai kombinasi antara manis, sedikit pahit, dan umami. Tekstur bubuk matcha yang halus juga memberikan rasa lebih kaya dan creamy. Manfaat Kesehatan Green tea maupun matcha dikenal dengan kandungan antioksidan yang tinggi, terutama katekin yang berperan penting dalam melawan radikal bebas dan menjaga kesehatan jantung. Namun, karena matcha dikonsumsi dalam bentuk bubuk, seluruh daun teh ditelan, sehingga kandungan nutrisinya lebih tinggi dibandingkan dengan green tea yang hanya diseduh dan daunnya dibuang. Matcha mengandung lebih banyak kafein, kaya akan L-theanine, dan asam amino yang membantu mengurangi stres dan meningkatkan fokus mental tanpa efek gelisah yang biasanya dikaitkan dengan kafein. Meskipun green tea dan matcha berasal dari tanaman yang sama, perbedaan dalam proses produksi, rasa, manfaat kesehatan, dan cara penyajian membuat keduanya unik. Memilih antara green tea dan matcha tergantung pada preferensi pribadi dan tujuan konsumsi. Green tea menawarkan kesederhanaan dan kesegaran, sementara matcha memberikan keunikan rasa dan kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Referensi : Atmaja M.I.P., Shabri, Harianto A, Maulana H, Rohdiana D. J. Teknologi dan Industri Pangan. Vol. 29(1):77-84 Dalam dunia teh, dua jenis minuman yang sering kali disamakan namun sebenarnya memiliki karakteristik yang berbeda adalah green tea dan matcha. Meskipun keduanya berasal dari tanaman yang sama, yaitu Camellia sinensis, namun proses pengolahan dan cara penyajiannya yang berbeda menciptakan perbedaan yang signifikan dalam rasa, tekstur, dan manfaat kesehatan. Mari kita telusuri perbedaan antara green tea dan matcha yang membuat keduanya serupa tapi tak sama. Asal Usul dan Proses Produksi Green tea adalah salah satu jenis teh yang paling populer di dunia. Proses pembuatannya melibatkan pemetikan daun teh segar, diikuti dengan pengeringan dan pemanasan untuk mencegah oksidasi. Proses ini menjaga daun tetap hijau dan mempertahankan kandungan antioksidan. Green tea umumnya diseduh dengan air panas dan memiliki rasa yang ringan dan segar. Matcha adalah bentuk teh hijau yang sangat halus dan bubuk. Untuk menghasilkan matcha, daun teh yang disebut tencha ditanam dalam kondisi teduh selama beberapa minggu sebelum dipetik. Peneduhan ini meningkatkan produksi klorofil dan asam amino, memberikan warna hijau yang kaya dan rasa khas. Setelah dipetik, daun tencha dikeringkan dan digiling menjadi bubuk halus. Proses peneduhan dan penggilingan ini menghasilkan produk dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan green tea biasa. Rasa dan Aroma Perbedaan utama lainnya antara green tea dan matcha adalah rasa dan aroma. Green tea umumnya memiliki rasa yang lebih ringan dan segar dengan sedikit rasa rumput dan manis alami. Aroma green tea juga cenderung lembut dan menenangkan. Sebaliknya, matcha memiliki aroma yang intens dan rasa yang lebih kuat serta kompleks. Rasa matcha bisa digambarkan sebagai kombinasi antara manis, sedikit pahit, dan umami. Tekstur bubuk matcha yang halus juga memberikan rasa lebih kaya dan creamy. Manfaat Kesehatan Green tea maupun matcha dikenal dengan kandungan antioksidan yang tinggi, terutama katekin yang berperan penting dalam melawan radikal bebas dan menjaga kesehatan jantung. Namun, karena matcha dikonsumsi dalam bentuk bubuk, seluruh daun teh ditelan, sehingga kandungan nutrisinya lebih tinggi dibandingkan dengan green tea yang hanya diseduh dan daunnya dibuang. Matcha mengandung lebih banyak kafein, kaya akan L-theanine, dan asam amino yang membantu mengurangi stres dan meningkatkan fokus mental tanpa efek gelisah yang biasanya dikaitkan dengan kafein. Meskipun green tea dan matcha berasal dari tanaman yang sama, perbedaan dalam proses produksi, rasa, manfaat kesehatan, dan cara penyajian membuat keduanya unik. Memilih antara green tea dan matcha tergantung pada preferensi pribadi dan tujuan konsumsi. Green tea menawarkan kesederhanaan dan kesegaran, sementara matcha memberikan keunikan rasa dan kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Referensi : Atmaja M.I.P., Shabri, Harianto A, Maulana H, Rohdiana D. J. Teknologi dan Industri Pangan. Vol. 29(1):77-84

Green Tea Vs Matcha: Serupa Tapi Tak Sama Read More »

Fruit Leather Si Camilan Sehat dan Praktis

Fruit leather merupakan salah satu camilan sehat yang semakin populer dikalangan Masyarakat modern. Fruit leather terbuat dari bubur buah atau sayur segar yang diolah dengan metode hidrasi (pengeringan) untuk menghasilkan lembaran tipis menyerupai kulit serta dapat digulung, sehingga fruit leather menjadi produk pangan sehat karena tidak ada penambahan bahan aditif. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai fruit leather, mulai dari Sejarah, cara pembuatan dan manfaat untuk Kesehatan. Sejarah Fruit Leather Fruit leather atau sering disebut dengan roll up buah, telah ada sejak jaman kuno. Camilan ini diyakini berasal dari Timur Tengah dan Asia dimana buah-buahan segar dihasilkan dan dijemur dibawah sinar matahari hingga kering. Proses ini memungkinkan buah untuk disimpan dalam waktu yang lebih lama tanpa kehilangan rasa dan nutrisinya. Dalam beberapa dekade terakhir, fruit leather mulai populer di amerika serikat dan negara – negara Barat lainya sebagai camilan sehat dan praktis. Pembuatan Fruit Leather Manfaat Fruit Leather untuk Kesehatan Dengan proses pembuatan yang relatif sederhana dan manfaat kesehatan yang melimpah, fruit leather menjadi pilihan camilan yang sangat menarik. Kelezatan dan kepraktisannya membuat fruit leather cocok untuk segala usia, serta menjadi alternatif yang sehat dibandingkan camilan-camilan konvensional yang sering kali tinggi gula dan bahan pengawet. Jadi mau coba buat fruit leather sendiri gak nih??? Referensi : Taswin N.S., Asmawati, Heryani S. 2022. Kajian Literatur Pembuatan Fruit Leather dari Labu Kuning dan Wortel. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 7(3):263-269.

Fruit Leather Si Camilan Sehat dan Praktis Read More »

Crab Stick Tapi Bukan Kepiting, Terbuat Dari Apasih?!

Hi, foodies, tahukah kamu kalau crab stick sebenarnya tidak terbuat dari kepiting? Yuk Simak penjelasannya! Makanan beku atau frozen food telah ada dan dikenal sejak 3000 tahun sebelum Masehi, diawali dari masyarakat Cina kuno dan Romawi yang menggunakan es atau salju untuk membekukan makanan. Kini, frozen food menjadi makanan andalan bagi mereka yang memiliki waktu terbatas untuk mengolah makanan. Hal ini terus mendorong variasi produk frozen food dari hari ke hari. Menurut BPOM pada tahun 2021, selama pandemi 55% masyarakat Indonesia lebih sering mengonsumsi frozen food karena dinilai lebih praktis dan tahan lama. Frozen food tersebut juga dapat menjadi sumber protein hewani yang memenuhi gizi seimbang. Salah satau frozen food yang sering dijadikan topping dalam suatu makanan adalah crab stick. Meskipun memiliki nama crab stick, bahan baku crab stick sendiri tidak murni dari daging kepiting. Crab stik merupakan salah satu bentuk diversifikasi pangan yang berbahan baku surimi. Surimi merupakan protein miofibril dari ikan daging putih seperti pollock fish. Surimi diolah melalui beberapa tahapan, dimulai dari pemotongan kepala, pembuangan isi perut, filleting, penghilangan tulang dan duri. Daging ikan kemudian dicuci berulang kali, ditekan, dicampur dengan krioprotektan, dan dibekukan. Jadi, surimi tidak hanya dijadikan crab stick tetapi juga dapat dijadikan chikuwa, tempura, sosis, dan sejenisnya. Pada crab stick, surimi dan bahan-bahan lainnya akan ditambahkan juga ekstrak rasa kepiting yang sudah ditakar sehingga rasanya menyerupai daging kepiting. Meskipun demikian, dalam 100gram crab stick memiliki protein sebesar 7,6gram dan lemak 0,4 gram. Tetapi foodies, seperti pangan olahan lainnya crab stick juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan agar tidak berdampak negatif bagi tubuh. Referensi: Putranti, R. T., Anggo, A. D. & Fahmi, A. S., 2020. Pengaruh Surimi Dari Ikan Swanggi (Priacanthus sp.), Ikan Kurisi (Nemipterus sp.), dan Ikan Kuniran (Upeneus sp.) Terhadap Karakteristik Cumi-Cumi Analog. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan, II(1), pp. 43-53.

Crab Stick Tapi Bukan Kepiting, Terbuat Dari Apasih?! Read More »

Bridging Technology for Humanity
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp

WA

Email

Website Official

Website PMB

Negara

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp : 0281-641629

WA  : 0812-2831-9222

Email : [email protected]

Telp

Email

 

: 0281-641629

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University Purwokerto

Scroll to Top