Hi, foodies, tahukah kamu kalau crab stick sebenarnya tidak terbuat dari kepiting? Yuk Simak penjelasannya!
Makanan beku atau frozen food telah ada dan dikenal sejak 3000 tahun sebelum Masehi, diawali dari masyarakat Cina kuno dan Romawi yang menggunakan es atau salju untuk membekukan makanan. Kini, frozen food menjadi makanan andalan bagi mereka yang memiliki waktu terbatas untuk mengolah makanan. Hal ini terus mendorong variasi produk frozen food dari hari ke hari.
Menurut BPOM pada tahun 2021, selama pandemi 55% masyarakat Indonesia lebih sering mengonsumsi frozen food karena dinilai lebih praktis dan tahan lama. Frozen food tersebut juga dapat menjadi sumber protein hewani yang memenuhi gizi seimbang. Salah satau frozen food yang sering dijadikan topping dalam suatu makanan adalah crab stick. Meskipun memiliki nama crab stick, bahan baku crab stick sendiri tidak murni dari daging kepiting. Crab stik merupakan salah satu bentuk diversifikasi pangan yang berbahan baku surimi.
Surimi merupakan protein miofibril dari ikan daging putih seperti pollock fish. Surimi diolah melalui beberapa tahapan, dimulai dari pemotongan kepala, pembuangan isi perut, filleting, penghilangan tulang dan duri. Daging ikan kemudian dicuci berulang kali, ditekan, dicampur dengan krioprotektan, dan dibekukan. Jadi, surimi tidak hanya dijadikan crab stick tetapi juga dapat dijadikan chikuwa, tempura, sosis, dan sejenisnya. Pada crab stick, surimi dan bahan-bahan lainnya akan ditambahkan juga ekstrak rasa kepiting yang sudah ditakar sehingga rasanya menyerupai daging kepiting.
Meskipun demikian, dalam 100gram crab stick memiliki protein sebesar 7,6gram dan lemak 0,4 gram. Tetapi foodies, seperti pangan olahan lainnya crab stick juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan agar tidak berdampak negatif bagi tubuh.
Referensi:
Putranti, R. T., Anggo, A. D. & Fahmi, A. S., 2020. Pengaruh Surimi Dari Ikan Swanggi (Priacanthus sp.), Ikan Kurisi (Nemipterus sp.), dan Ikan Kuniran (Upeneus sp.) Terhadap Karakteristik Cumi-Cumi Analog. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan, II(1), pp. 43-53.